SOKOGURU — Kenaikan harga emas dunia yang melesat tajam belakangan ini bukan sekadar kabar biasa.
Dalam video terbarunya, Arli Kurnia, praktisi bisnis dan mentor UMKM, menyebut fenomena ini bisa jadi pertanda datangnya krisis ekonomi besar yang diam-diam sudah mengetuk pintu.
“Bayangin, harga bahan baku naik, pelanggan nunda belanja, uang yang biasanya cukup seminggu, sekarang cuma tahan 3 hari.
Lalu orang-orang antre beli emas. Ini bukan tren biasa, ini alarm krisis!” ungkap Arli dalam kanal YouTube-nya sebagaiman dikutip sokoguru.id Rabu, 28 Mei 2025.
Harga Emas Tembus Rekor: Dunia Panik, Retail Langka
Dalam sepekan terakhir, harga emas dunia menyentuh angka USD 3.245 per ons, tertinggi sepanjang sejarah.
Di Indonesia, harga emas Antam mencapai Rp1,9 juta per gram, bahkan di pasar ritel dilaporkan tembus Rp2 juta/gram karena langka.
Lebih dari itu, bank sentral dunia memborong emas besar-besaran, menunjukkan bahwa bukan hanya masyarakat, namun juga negara mulai “menyelamatkan nilai” di tengah gejolak ekonomi global.
UMKM yang Paling Dulu Kena Imbas
Menurut Arli, pelaku UMKM akan jadi pihak pertama yang merasakan dampak riil dari situasi ini:
- Harga bahan baku naik
- Margin usaha makin tipis
- Daya beli masyarakat menurun
- Repeat order makin jarang
“Orang lebih banyak menahan uang. Mereka hemat, mereka simpan. THR pun bukan buat belanja Lebaran, tapi buat beli emas!” kata Arli.
Strategi Bertahan: Bangun ‘Kolam’ Pelanggan Sendiri
Di tengah ekonomi yang makin tak pasti, Arli menekankan bahwa kekuatan bisnis UMKM bukan lagi pada produk atau promo, tapi pada database pelanggan.
Siapa yang punya hubungan langsung dengan pembelinya, dialah yang akan bertahan.
Ia menyarankan UMKM untuk membangun sistem loyalitas dengan hadiah emas. Bahkan Arli membuktikan sendiri dampaknya: omset usahanya pernah menembus *Rp470 juta hanya dalam semalam, dengan strategi bundling produk + hadiah emas dari Bless Gold.
“Saya kasih emas 0,001 gram setiap pembelian. Kecil, tapi dampaknya besar. Kenapa? Karena ini emas. Dan merek saya tercetak langsung di keping emas itu.”
Solusi Digital: Bangun Loyalitas & Komunikasi Langsung
Untuk memaksimalkan strategi ini, Arli menggunakan aplikasi Bliss Gold dan Blco App. Kedua tools ini memungkinkan pelaku usaha:
- Mendistribusikan hadiah emas kecil
- Mengumpulkan database pelanggan otomatis lewat QR scan
- Mengirim pesan broadcast tanpa diblokir WhatsApp
- Menjaga engagement agar pelanggan terus kembali
“Di era penuh persaingan ini, bukan siapa yang paling rame promosinya yang menang, tapi siapa yang paling siap menjaga pelanggannya,” tegas Arli.
Intinya: Siap atau Tumbang
Krisis tidak bisa dihindari, tapi bisa diantisipasi. Dan emas, menurut Arli, bukan sekadar gaya, tapi nyawa cadangan untuk menjaga kestabilan nilai.
“Sekarang bukan soal jualan lebih banyak, tapi punya pelanggan yang tetap balik. Itulah kekuatan kolam.”(*)